Hai, teman-teman. Teh Nit di sini! 💃 Pernah gak sih, kalau lagi ngelakuin sesuatu yang gerakannya berulang-ulang, pikiran jadi melayang ke mana-mana? Kayak tadi pagi, pas lagi ngepel rumah, tiba-tiba pikiranku balik ke masa kecil. Waktu itu mungkin aku masih kelas 4 atau 5 SD. Di umur segitu, aku baru tahu kalau ada orang-orang yang rumahnya pakai lantai keramik di semua ruangan. Imagine that! All tiles, everywhere! Rumah masa kecilku beda cerita. Lantainya itu setengah semen, setengah tanah. Semen cuma ada di ruang tamu, kamar mandi, sama ruang tidur. Dan ruang tidur ini, ya, literally cuma ruangan untuk tidur. Bukan kamar tidur yang proper, tapi satu ruang besar yang dipisahin pakai gorden, lemari, atau apa aja yang bisa bikin spot buat tidur beberapa orang. Sisanya? Lantainya tanah yang dipadatkan. Little did I know, and I just found out later, that I was what a lot of people considered poor. Aku sih ngerasa hidup normal-normal aja, I mean I was born and grew up in such condition...